
Oleh: Wahyu Gunawan
Pelatihan UMKM diharapkan mampu meningkatkan akses pasar global dan membuka peluang yang lebih besar bagi produk lokal untuk dikenal secara internasional. Inisiatif ini bukan hanya sebuah program pelatihan semata, melainkan gerakan bersama yang melibatkan pemerintah, korporasi, hingga para praktisi bisnis untuk memastikan UMKM mampu naik kelas dan berdaya saing tinggi di tengah kompetisi global.
Kementerian Komunikasi dan Digital melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia bersinergi dengan Lazada Indonesia dan Lampu.id dalam mendorong pelaku UMKM agar mengintegrasikan inovasi digital ke dalam strategi bisnis mereka. Sinergi ini diwujudkan melalui sebuah program pelatihan bertajuk Social Selling: Kunci Sukses UMKM 2025 yang digelar secara luring di Jakarta Pusat. Lebih dari 200 pelaku UMKM turut hadir dalam kegiatan yang menghadirkan pakar di bidang pemasaran digital.
Dalam program ini, para peserta tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga strategi praktis yang dapat langsung diterapkan dalam menentukan identitas dan keunikan produk mereka. Hal ini penting agar pemasaran melalui platform digital tidak sekadar menjadi etalase jual beli, melainkan mampu memberikan daya tarik tersendiri bagi konsumen.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, menekankan bahwa potensi pasar digital saat ini sangat besar dan yang terjadi bukan lagi sekadar perubahan biasa, melainkan sebuah revolusi. Menurutnya, social selling bukan sekadar menjual produk, tetapi membangun cerita dan koneksi emosional dengan konsumen. Ia menyebut bahwa konsumen tidak hanya membeli batik atau kuliner, melainkan juga kisah dan konten kreatif yang dikemas bersama produk tersebut. Semua hal itu bisa disampaikan melalui platform digital yang terus berinovasi.
Strategi social selling memang menjadi semakin penting di era digital karena konsumen kini lebih cerdas, selektif, dan sangat mengandalkan konten sebagai acuan dalam mengambil keputusan. Vice President Government Affairs Lazada Indonesia, Budi Primawan, menegaskan komitmen pihaknya sebagai mitra strategis bagi UMKM, bukan hanya dalam membangun kepercayaan dengan pelanggan, tetapi juga membuka akses terhadap inovasi dan teknologi. Menurutnya, melalui solusi yang terintegrasi, Lazada ingin mendorong UMKM terus tumbuh dan berkembang lewat strategi social selling yang relevan di era digital.
Pelatihan ini membuka ruang bagi pelaku UMKM untuk mengakses pengetahuan aplikatif dalam mengoptimalkan social selling. Founder Lampu.id, Melissa Wijaya, menjelaskan bahwa usaha tidak sekadar jual beli, tetapi membangun ekosistem dan kepercayaan. Ia mengajak para pelaku usaha untuk melangkah bersama dalam transformasi digital, meningkatkan daya saing, serta memanfaatkan seluruh fitur optimasi di platform digital agar produk memiliki identitas dan konsistensi. Melissa menegaskan bahwa pelatihan ini harus dijadikan langkah awal, bukan sekadar teori, melainkan praktik nyata yang memberi hasil langsung bagi UMKM.
Program tersebut juga menghadirkan content creator, creativepreneur, dan pelaku usaha lokal yang telah sukses menaklukkan pasar digital. Mereka berbagi kisah inspiratif serta strategi ampuh social selling, mulai dari membangun identitas merek, memanfaatkan berbagai tools digital untuk menghasilkan konten yang engaging, menjalin kolaborasi dengan influencer, hingga menciptakan ruang interaksi yang memperkuat kepercayaan pelanggan. Semua hal itu membuktikan bahwa UMKM kini memiliki akses luas untuk mengembangkan kapasitasnya melalui kombinasi inovasi, kolaborasi, dan digitalisasi.
Sejalan dengan upaya Kementerian Komunikasi dan Digital bersama mitra swasta, PT Pertamina (Persero) juga mengambil langkah strategis dalam meningkatkan kapasitas UMKM. Menjelang perhelatan Trade Expo Indonesia 2025, Pertamina mempersiapkan 30 UMKM binaan terbaiknya agar tidak hanya siap berpartisipasi, tetapi juga mampu bersaing dan menembus pasar global. Para pelaku usaha yang telah lolos kurasi ini dibekali dengan kemampuan promosi ekspor melalui program Pelatihan Teknik Promosi Produk Ekspor yang berlangsung intensif pada 29 September hingga 1 Oktober 2025 di Jakarta.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian BUMN yang berfokus pada dorongan agar UMKM naik kelas. Kepala PPEJP, Sugih Rahmansyah, menuturkan bahwa pelatihan ini diharapkan mampu membuat para peserta lebih siap bersaing di pasar ekspor. Ia menegaskan bahwa PPEJP dan Pertamina memiliki visi yang sama, yakni mendukung UMKM agar berdaya saing dan mampu menembus pasar global. Selama tiga hari, para pelaku UMKM mendapatkan materi dari praktisi berpengalaman mengenai strategi promosi di pameran dagang internasional, teknik pitching, temu bisnis, hingga penyusunan kontrak.
Pelatihan tersebut tidak hanya berfokus pada teori, melainkan dilengkapi dengan praktik seperti display produk, presentasi, dan simulasi temu bisnis. Manager SMEPP Pertamina, Fety, menekankan bahwa kesempatan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya karena pemahaman mendalam atas materi sangat penting bagi kesiapan UMKM menghadapi pasar global. Menurutnya, pelatihan ini merupakan bagian dari strategi Pertamina dalam menyiapkan UMKM binaan menghadapi Trade Expo Indonesia. Ia menambahkan bahwa ajang tersebut menjadi momentum besar bagi UMKM untuk memperkenalkan produk kepada buyer internasional, sehingga pelatihan dirancang agar peserta tidak hanya siap dari sisi produk, tetapi juga matang dalam strategi promosi dan negosiasi bisnis.
Melihat berbagai inisiatif yang dilakukan oleh pemerintah, BUMN, maupun perusahaan swasta, jelas bahwa peningkatan kapasitas UMKM menjadi perhatian utama dalam memperkuat perekonomian nasional. Pelatihan yang berfokus pada inovasi digital, social selling, hingga promosi ekspor membuktikan bahwa UMKM tidak lagi hanya berorientasi pada pasar domestik, tetapi juga memiliki kesempatan luas menembus pasar global.
Oleh karena itu, para pelaku UMKM perlu terus membuka diri, memanfaatkan teknologi, berkolaborasi dengan berbagai pihak, dan menyiapkan diri menghadapi pasar yang semakin kompetitif. Jika semua elemen bergerak bersama, maka UMKM Indonesia bukan hanya menjadi pemain lokal, tetapi juga dapat berdiri sejajar dengan pelaku usaha internasional. Saatnya menjadikan pelatihan ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan pijakan nyata menuju keberhasilan UMKM menaklukkan pasar global.
)* Penulis adalah Peneliti Ekonomi dan Pembangunan