Penghapusan Tantiem Tegaskan Komitmen Pemerintah Perkuat BUMN Akuntabel

Oleh: Lestari Widyaningsih )*

Langkah pemerintah melalui kebijakan yang diumumkan Presiden Prabowo Subiantountuk menghapus tantiem atau bonus besar bagi pejabat BUMN menjadi penanda kuatdari komitmen membangun tata kelola perusahaan negara yang lebih akuntabel. Selama ini, pemberian tantiem yang jumlahnya bisa mencapai puluhan miliar rupiah setiap tahun bagi komisaris maupun direksi menjadi perhatian public karena dianggaptidak sebanding dengan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. 

Dengan penghapusan kebijakan tersebut, negara diperkirakan mampu menghemathingga Rp18 triliun per tahun, sebuah angka signifikan yang dapat dialokasikan untukkebutuhan yang lebih strategis bagi masyarakat luas.

Presiden menekankan bahwa insentif fantastis semacam itu tidak sesuai dengan prinsipkeadilan dan efisiensi. Ia menggarisbawahi bahwa menjadi komisaris atau direksi di BUMN adalah bentuk tanggung jawab dan pengabdian kepada negara, bukan semataladang keuntungan pribadi. 

Terlebih lagi, dalam praktik sebelumnya, terdapat ketidaksesuaian ketika perusahaanmerugi tetap memberikan bonus besar kepada jajaran pengelolanya. Dengan kebijakanbaru ini, pemerintah berupaya menata ulang struktur organisasi BUMN, termasukdengan memangkas jumlah komisaris agar lebih ramping dan efektif. Pembatasanjumlah komisaris maksimal hanya enam orang, bahkan lebih baik bila cukup empathingga lima, menjadi bagian dari strategi penyederhanaan yang terukur.

Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, turut menegaskan bahwa kebijakan ini sudahdipersiapkan jauh sebelum diumumkan. Menurutnya, keputusan penghapusan tantiembukan hanya soal penghematan anggaran, melainkan juga koreksi terhadap praktikyang selama ini berjalan tidak sesuai prinsip efisiensi. Ia menyebutkan bahwa potensipenghematan mencapai Rp17 hingga Rp18 triliun setiap tahunnya berasal daripemangkasan tantiem yang selama ini dinikmati segelintir pejabat BUMN. 

Dasco menilai, kebijakan ini akan mengembalikan orientasi BUMN pada kepentinganpublik, karena keuntungan perusahaan tidak lagi terbagi hanya untuk bonus elit internal, melainkan bisa lebih banyak digunakan untuk memperkuat permodalan dan layanankepada masyarakat.

Sikap serupa juga disampaikan Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, yang menilaipenghapusan tantiem adalah langkah tepat untuk mengembalikan makna sejati daripengabdian sebagai pejabat publik. Baginya, jabatan di BUMN bukanlah ruang untukmencari kekayaan pribadi, melainkan amanah untuk menjaga kepentingan negara. 

Sudaryono menegaskan bahwa jika ada pihak yang tidak sepakat dengan kebijakan ini, pilihan terbaik adalah mengundurkan diri karena orientasi utama pejabat negara haruslah pengabdian, bukan keuntungan finansial semata. Ia mengingatkan, siapa pun yang berambisi mengejar kekayaan sebaiknya menempuh jalur pengusaha, bukanmenduduki jabatan publik.

Penghapusan tantiem juga diharapkan dapat memperkuat citra BUMN sebagai institusiyang lebih akuntabel. Selama ini, persepsi publik terhadap perusahaan milik negara seringkali dicederai oleh isu bonus besar, fasilitas mewah, dan jumlah komisaris yang gemuk, sementara kinerja tidak selalu berbanding lurus. 

Dengan kebijakan baru ini, masyarakat diharapkan melihat bahwa BUMN benar-benardiarahkan untuk memberi manfaat sebesar-besarnya bagi negara dan rakyat. Transparansi pengelolaan keuangan perusahaan akan semakin mendapat sorotanpositif ketika publik mengetahui bahwa pejabat di dalamnya tidak lagi mendapatkaninsentif berlebihan.

Dari sisi ekonomi makro, penghematan belasan triliun rupiah per tahun merupakanpotensi besar yang dapat dialihkan untuk mendukung program strategis. Dana tersebutbisa diarahkan untuk memperkuat subsidi pangan, mendukung pembangunaninfrastruktur dasar, atau memperluas jangkauan program sosial bagi masyarakatmiskin. 

Dalam jangka panjang, penghapusan tantiem juga akan mendorong efisiensi strukturaldi tubuh BUMN, yang selama ini masih menghadapi tantangan birokrasi dan bebanoperasional tinggi. Dengan struktur organisasi yang lebih ramping, perusahaan negara diharapkan lebih gesit dalam merespons dinamika pasar global.

Kebijakan ini sekaligus menjadi pesan moral bagi seluruh jajaran pejabat negara, baikdi BUMN maupun instansi lain, bahwa jabatan publik adalah sarana pengabdian, bukanladang keuntungan. Dengan mempertegas arah ini, Presiden Prabowo menginginkanterciptanya kultur baru dalam birokrasi, yakni kultur integritas, dedikasi, dan akuntabilitas. 

Di tengah upaya pemerintah memperkuat fondasi ekonomi, reformasi BUMN menjadisalah satu elemen penting. Perusahaan milik negara bukan hanya mesin keuntungan, tetapi juga alat strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional. Dengan tata kelolayang bersih, efisien, dan transparan, BUMN akan mampu berkontribusi lebih besarterhadap pertumbuhan nasional, sekaligus meningkatkan kepercayaan publik. Penghapusan tantiem bukan sekadar kebijakan teknis, melainkan simbol dari komitmenuntuk mewujudkan birokrasi yang benar-benar berpihak pada kepentingan rakyat.

Melalui langkah ini, Presiden Prabowo Subianto ingin menunjukkan bahwa pemerintahtidak akan lagi mentoleransi praktik yang tidak masuk akal dalam pengelolaanperusahaan negara. Sufmi Dasco Ahmad mempertegas manfaat efisiensi anggaranyang dapat dirasakan negara, sementara Sudaryono menegaskan makna pengabdiandalam jabatan publik. 

Sinergi ketiga pandangan tersebut menegaskan bahwa penghapusan tantiem bukanhanya sebuah kebijakan, melainkan bagian dari gerakan besar reformasi tata kelolaBUMN. Dengan arah baru ini, harapan terhadap terwujudnya perusahaan negara yang akuntabel, efisien, dan berorientasi pada kepentingan rakyat semakin nyata.

)* Analisis Kebijakan Publik

  • Related Posts

    Pemerintah Fokus Produksi Gas Bumi Untuk Pilar Swasembada Energi

    Riau – Gubernur Riau Abdul Wahid menegaskan langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dalam membentuk Satuan Tugas (Satgas) Kelancaran Operasional Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan…

    Percepatan Produksi Migas Dukung Swasembada Energi

    Jakarta, Pemerintah menegaskan percepatan produksi minyak dan gas (migas) sebagai langkah strategis untuk memperkuat ketahanan dan mewujudkan swasembada energi. Melalui sinkronisasi kebijakan lintas kementerian/lembaga, percepatan ini diarahkan untuk menutup celah…

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *