Pemerintah Percepat Rehabilitasi Irigasi untuk Dorong Swasembada Pangan

Jakarta – Ketersediaan air menjadi faktor penting untuk mendukung produksi pertanian. Apalagi pemerintah memiliki target untuk mewujudkan swasembada pangan.

Oleh karena itu, keberadaan irigasi air untuk suplai pertanian menjadi perhatian pemerintah. Presiden Prabowo Subianto, melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembangunan dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Nasional, telah menggerakkan Kementerian/Lembaga terkait untuk segera menghadirkan jaringan irigasi yang memadai untuk wilayah pertanian.

Menindaklanjuti Inpres tersebut, baru-baru ini Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sudah mencanangkan untuk memulai pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier, salah satunya di Bendungan Logung, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Menteri PU Dody Hanggodo menyampaikan, pembangunan dan rehabilitasi tersebut akan dimulai tahun ini.

“Tahun ini akan dimulai pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier dari Bendungan Logung sepanjang 20 kilometer (km) untuk memastikan suplai air merata hingga lahan ujung (hilir),” jelas Dody.

Bendungan yang memiliki kapasitas tampung 20,15 juta meter kubik itu selesai dibangun pada 2018 dan sudah beroperasi sejak 2019. Bendungan tersebut memberi manfaat untuk menyuplai air ke Daerah Irigasi (DI) Logung seluas 4.666 hektare.

Keberadaan Bendungan Logung sejauh ini sudah terbukti membawa peningkatan terhadap intensitas tanam dan produktivitas pertanian di Kabupaten Kudus dan Pati.

“Bendungan adalah salah satu hal penting untuk menyiapkan air, tetapi memastikan air itu sampai ke sawah lewat jaringan irigasi terintegrasi juga sangat penting,” terang Dody.

Kementerian PU juga menggaet PT Hutama Karya (Persero) untuk memperbaiki sejumlah jaringan irigasi nasional di wilayah Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Proyek strategis itu diyakini mampu memberikan dampak pada peningkatan produktivitas pertanian dan ketanganan pangan nasional.

EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim mengatakan bahwa proyek yang dijalankan oleh Hutama Karya merupakan bagian integral dari Program Oprimasi Lahan (OPLAH) yang mendukung pencapaian swasembada pangan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

“Rehabilitasi ini bukan sekadar perbaikan infrastruktur, tetapi investasi strategis untuk masa depan ketahanan pangan Indonesia. Dengan kondisi jaringan irigasi yang lebih baik, petani dapat mengoptimalkan intensitas tanam dan meningkatkan produktivitas lahan mereka, pungkas Adjib.

  • Related Posts

    Papua Maju Berkat Bantuan Sosial dan Program Kemandirian Ekonomi

    Oleh : Yohanes Wandikbo )* Upaya pemerintah dalam memperkuat kesejahteraan masyarakat Papua semakin menunjukkan hasil yang konkret. Di bawah kepemimpinan Penjabat Gubernur Papua, Agus Fatoni, komitmen untuk menyalurkan bantuan sosial…

    Investasi SDM Papua Jadi Fondasi Emas Pembangunan Berkelanjutan

    Oleh: Loa Murib )* Pembangunan Papua saat ini tengah bergerak ke arah yang lebih substansial dan berkelanjutan. Di bawah kepemimpinan nasional Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka,…

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *